Selamat Datang di Blognya Para Pelaku Agribisnis

Sub Terminal Agribisnis (STA) Panumbangan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat adalah institusi yang bergerak dalam bidang pelayanan pemasaran hasil pertanian. Namun dalam prakteknya STA pun turut serta dalam mengembangkan pemasaran di bidang-bidang lainnya, seperti peternakan, perikanan dan perkebunan.

Kami membuka pintu kerjasama selebar-lebarnya dengan berbagai pihak yang ingin sukses bersama kami mewujudkan Indonesia sejahtera melalui pengembangan pertanian, peikanan, peternakan dan perkebunan.

Untuk pihak yang tertarik bekerjasama dengan kami silakan menghubungi kapan saja di blog ini.

Terimakasih...

25/07/10

Tiga Kecamatan di Ciamis Jadi Sentra Pertanian

CIAMIS,(PRLM).-Tiga kecamatan di Kabupaten Ciamis, yakni Kecamatan Rancah, Kawali dan Panumbangan akan dikembangkan menjadi sentra utama pengembangan pertanian, peternakan serta kawasan agropolitan. Hanya saja hal itu akan menemui hambatan apabila seluruh sektor yang ada tidak dapat bekerjasama atau kesepahaman dalam pengelolaan ketiga potensi unggulan wilayah tersebut.

Untuk Kecamatan Rancah potensi yang dikembangkan adalah bidang peternakan, terutama sapi potong, Kawali bidang pertanian seperti cabe, dan panumbangan agropolitan. Namun demikian tutur Kepala Badan Pelaksana Penyuluah Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K), Kabupaten Ciamis, Kuswara Suwarman, selain potensi unggulan tersebut juga masih dapat dikembangkan potensi pertanian maupun ternak lainnya. Dengan demikian nantinya dalam satu wilayah akan terdapat satu kesatuan pengelolaan.

"Akan lebih mudah dalam satu kecamatan itu, tidak hanya memfokuskan pada satu sektor saja, tetapi juga bidang pendukung, seperti untuk peternakan harus didukung pertanian untuk suplai makanan ternak. Hal itu juga akan berkembang dengan baik jika ada sinergitas antar komponen, pertanian, peternakan, perikanan dan lainnya,' tuturnya, Senin (4/5) usai mengikuti ekpos hari krida pertanian di Kantor BP4K Ciamis.

Dijelaskan konsep pengembangan agropolitan, yang saat ini mulai dikembangkan, juga harus dilaksanakan secara berimbang. Dalam arti tidak ada satu sektor yang yang tertinggal. Sebab apabila satu bidang tertinggal atau tercecer, maka akan berpengaruh atau menghambat pengembangan agropolitan secara keseluruhan.

"Kuncinya adalah sinergitas antar komponen. Konsep agropolitan berupa pengembangan wilayah perdesaan, juga harus dilakukan secara simultan atau terus menerus, seperti sektor pertanian dengan industri dan jasa terkait dengan pengembangan satu wilayah. Ibaratnya dalam satu kawasan tersebut mengusahakan komoditi dari hulu sampai hilir," jelasnya.(A-101/A-50)***

Harga Cabe Nyaris Duakali Harga Ayam

CIAMIS, (PRLM).- Harga cabe merah di pasar tradisional di Kabupaten Ciamis terus mengalami kenaikan. Sejak dua hari ini harga cabe merah bahkan sudah menembus Rp 40.000 per kilogram. Harga tersebut lebih mahal dibandingkan dengan daging ayam yang mencapai Rp 28.000 per kilogram.

Pantauan "PRLM" di Pasar Subuh dan Manis Ciamis, Kamis (8/7) menyebutkan, cabe merah masih cukup tersedia. Sejumlah pedagang mengatakan bahwa diperkirakan bakal terus naik. Selain cabe merah sejumlah komoditas hasil pertanian seperti sayuran juga naik.

Sebenarnya kenaikan harga cabe merah sudah berlangsung sejak pertengahan bulan Juni. Namun dalam dua hari terakhir mengalami lonjakan yang sangat tinggi, yakni dari Rp 35.000 per kilogram naik menjadi Rp 40.000 per kilogram. Demikian pula harga cabe hijau dari Rp 20.000 naik menjadi Rp 22.000/kilogram. Cabe rawit Rp 35.000/kilogram atau naik Rp 4.000 dari sebelumnya .

Sementara itu harga komoditas sayuran lainnya seperti kol, tomat juga naik berkisar antara Rp 400 - Rp 1.000 dari sebelumnya. Tomat Rp 5.000 naik dari sebelumnya Rp 4.000. Harga kol berkisar antara Rp 3.000 - Rp 3.500 per kilogram. Jengkol yang sebelumnya Rp 22.000 per kilogram naik menjadi Rp 24.000.

"Harga cabe sedang naik sekali. Dua hari terakhir sudah mencapai Rp 40.000 per kilogram. Padahal sebelumnya hanya Rp 35.000. Kami perkirakan keadaan ini akan bertahan sampai puasa," tutur Ny. Eneng (40) pedagang sayuran di Blok A Pasar Manis Ciamis.

Rata-rata per hari dia mampu menjual cabe sebanyak 10 kilogram. Barang tersebut dibeli dari pasar Cikurubuk, Tasikmalaya. "Dua hari sekali saya belanja cabe 20 kilogram di Cikurubuk. Sebelum harga naik maupun sekarang, 20 kilogram cabe dua hari pasti habis," tuturnya.

Kondisi berbeda dialami pedagang ayam. Naiknya harga ayam yang saat ini mencapai Rp 28.000 per kilogram, ternyata berpengaruh terhadap menurunnya pembeli. Menurut Muksin (39) pedagang ayam di Blok C Pasar Manis Ciamis, saat ini hanya memotong 40 ekor ayam per hari. Sebelum ada kenaikan harga, dia memotong sedikitnya 50 ekor ayam per hari.

Dia mengungkapkan harga ayam saat ini adalah paling mahal apabila dibandingan dengan waktu yang sama menjelang puasa tahun 2009. Pada saat itu, paling mahal hanya Rp 26.000 per kilogram. (A-101/das)***

60 Persen Petani tidak Nikmati Kenaikan Harga Cabai

60 Persen Petani tidak Nikmati Kenaikan Harga Cabai

CIAMIS, (PRLM).- Harga cabai di Kabupaten Ciamis terus melambung, di tingkat eceran sudah mencapai Rp 50.000 per kilogram. Diperkirakan harga cabai tidak segera turun, menyusul semakin berkurangnya pasokan cabai dari sentra produksi hasil pertanian tersebut.

"Curah hujan yang masih tetap tinggi, menyebabkan produksi cabai tidak optimal. Selain itu adanya serangan hama juga berpengaruh terhadap produksi cabai. Sesuai hukum pasar, barang yang berkurang, permintaan bertambah, maka harga naik," tutur Pengurus Asosiasi Agobisnis Cabai Indonesia Asep Halim, Sabtu (10/7).

Dia memperkirakan kondisi tersebut akan berlangsung cukup lama, mengingat saat ini sebagian petani baru mulai menanam cabai. Naiknya harga cabai, lanjut Asep, tidak dinikmati oleh seluruh petani cabai. Saat ini petani cabai yang menikmati harga tinggi hanya sekitar 40 persen.

Petani cabai lainnya tidak bisa menikmati kenaikan harga tersebut. Mereka yang tidak menikmati kenaikan harga tersebut, karena baru mengawali penanaman, gagal panen dan lainnya. Apabila tidak ada gangguan, lanjut dia, panen raya cabai mendatang akan berlangsung pada bulan Oktober 2010.

"Saat harga cabai naik, justru sebagaian besar atau sekitar 60 persen petani cabai tidak menikmati kenaikan harga tersebut. Sebagian tidak menanam, sebagian terserang hama karena faktor cuaca dan lainnya. Yang untung besar adalah bandar," tuturnya.

Saat ini harga cabai merah di tingkat petani mencapai Rp 30.000 per kilogram. Sedangkan di pasaran induk naik menjadi Rp 35.000 per kilogram. Harga cabai di tingkat pasar biasa dan eceran sudah menembus Rp 45.000 - Rp. 50.000 per kilogram. Sementara itu harga cabai rawit, cabai hijau masih di bawah harga cabai merah.

Asep mengungkapkan sentra cabai di tatar Galuh Ciamis terdapat pada daerah yang terletak di kaki Gunung Sawal. Di antaranya Kecamatan Sukamantri, Panjalu, Panumbangan, Lumbung, Kawali, Cipaku, dan Cihaurbeuti. Dalam keadaan normal, bisa memasok cabai sebanyak 5 - 7 ton. Hanya saja saat ini hanya mampu menghasilkan sekitar 3-4 ton per minggu.

"Dari jumlah tersebut sebanyak 20 persen memenuhi kebutuhan lokal Ciamis, sedangkan lainnya dikirim ke luar Ciamis, seperti Bandung dan Jakarta," kata Asep yang juga Kepala Divisi pemasaran Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia. (A-101/das)***

Sumber: Pikiran Rakyat 11 Juli 2010